Rabu, 06 Juni 2012

PERBEDAAN SYSTEM WACANA BAHASA ARAB DAN BAHASA INDONESIA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
            Bahasa Arab adalah bahasa komunikasi yang dikenal erat hubungannya dengan agama Islam. Kedatangan Islam sebagai ajaran agama di suatu lingkungan masyarakat yang kemudian dianut sebagai pedoman hidupnya menuntut para pemeluknya untuk memahami bahasa Arab yang merupakan bahasa kitab suci ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadis Nabi Muhammad Saw. Hubungan yang sinergis antara bahasa Arab dan Islam, tidak lain karena al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab yang sekaligus juga melibatkan secara langsung atau tidak, tradisi kehidupan bangsa Arab sebagai basic umat Islam.
            Bahasa Arab mempunyai ciri-ciri kekhususan yang tidak terdapat pada bahasa-bahasa lainnya. Kemudian dari kekhususannya ini menjadikan bahasa Arab sebuah bahasa yang fleksibel, mempunyai elastisitas yang tinggi, maka dalam menjalankan dan mempertahankan fungsinya sebagai bahasa komunikasi, sarana dalam penyampaian tujuan agama, pencatatan berbagai ilmu pengetahua, telah mampu disampaikan dengan mudah dan benar.

1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah system wacana bahasa arab dan bahasa Indonesia ?
b. Apakah yang membedakan antara system wacana bahasa arab dan bahasa Indonesia ?

1.3 Tujuan
       a. Untuk mengetahui  system wacana bahasa arab dan bahasa Indonesia
       b. Untuk mengetahui membedakan antara system wacana bahasa arab dan bahasa    Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  System Wacana Bahasa Arab dengan Bahasa Indonesia
2.1.1 System Bunyi
Bahasa pada hakekatnya adanya bunyi, yaitu berupa gelombang udara yang keluar dari paru-paru melalui pipa suara dan melintasi organ-organ speech atau alat bunyi. Proses terjadinya bahasa apapun di dunia ini adalah sama. Maka tidak asing apabila ada beberapa bunyi bahasa yang hampir dimiliki oleh beberapa bahasa di dunia seperti bunyi m, n, l, k, dan s.
Bahasa Arab, sebagai salah satu rumpun bahasa Semit, memiliki ciri-ciri khusus dalam aspek bunyi yang tidak dimiliki bahasa lain, terutama bila dibandingkan dengan bahasa Indonesia atau bahasa-bhasa daerah yang banyak digunakan di seluruh pelosok tanah air Indonesia. Ciri-ciri khusus itu adalah :
1.      Vokal panjang dianggap sebagai fonem ( ي ، أَ )
2.      Bunyi tenggorokan (أصوات الحلق), yaitu ح dan ع
3.      Bunyi tebal ( أصوات مطبقة), yaitu ض , ص , ط dan ظ .
4.      Tekanan bunyi dalam kata atau stress (النبر )
5.      Bunyi bilabial dental (شفوى أسنـانى ), yaitu ف

2.1.2 System Kosakata
Ciri khas kedua yang dimiliki bahasa Arab adalah pola pembentukan kata yang sangat fleksibel, baik melalui derivasi (تصريف استـقاقى ) maupun dengan cara infleksi (تصريف إعرابـى ). Dengan melalui dua cara pembentukan kata ini, bahasa Arab menjadi sangat kaya sekali dengan kosakata. Misalnya dari akar kata علم , bila dikembangkan dengan cara اشتقاقى , maka akan menjadi :
·       عَلِم يَعلَم dan seterusnya (تصريف اصطلاحى ) = 10 kata
·       يعلِّم عَلّم dan seterusnya = 10 kata
·       أعلم يعلم dan seterusnya = 10 kata
·       تعلم يتعلم dan seterusnya = 10 kata
·       تعالم يتعالم dan seterusnya = 10 kata
·       يستعلماستعلم dan seterusnya = 10 kata
Dari masing-masing kata ini dapat lagi kembangkan dengan cara تصريف إعرابـى sehingga akan lebih memperkaya bahasa Arab. Dari kata علم saja akan menjadi ratusan kata. Bahkan menurut suatu penelitian, unsur bunyi yang ada pada suatu kata, meskipun urutan letaknya dalam kata tersebut berbeda akan mengandung arti dasar yang sama.

2.1.3 System  Huruf
Ciri yang Nampak dominan pada huruf-huruf bahasa Arab adalah :
1.       Bahasa Arab memiliki ragam huruf dalam penempatan susunan kata, yaitu ada huruf yang terpisah, ada bentuk huruf di awal kata, di tengah dan di akhir kata.
2.      Setiap satu huruf hanya melambangkan satu bunyi.
3.      Cara penulisan berbeda dengan penulisan huruf Latin, yakni dari arah kanan ke kiri.
Disamping itu, ada beberapa huruf yang tidak dibunyikan seperti pada kata-kata : أولئك - الزكوة أنا لا، أنا طالب dan sebaliknya, ada beberapa bunyi yang tidak dilambangkan dalam bentuk huruf seperti هذا ذلك أنتَ ؟ .

2.1.4 System Kalimat
a. I’rab
Bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki sistem i’râb terlengkap yang mungkin tidak dimiliki oleh bahasa lain. I’râb adalah perubahan bunyi akhir kata, baik berupa harakat atau pun berupa huruf sesuai dengan jabatan atau kedudukan kata dalam suatu kalimat. I’râb berfungsi untuk membedakan antara jabatan suatu kata dengan kata yang lain yang sekaligus dapat merubah pengertian kalimat tersebut.
Contoh :
·         هذا قاتلٌ أخى
·         هذا قاتلُ أخى
Dua kalimat itu sangat berbeda sekali artinya, hanya karena perbedaan bunyi akhir kata qâtil (قاتل ). Yang pertama dibaca tanwin dan yang kedua tidak dibaca tanwin (di-idlâfat-kan). Maka kalimat pertama berarti orang ini yang membunuh saudaraku, sedang kalimat kedua artinya orang ini adalah pembunuh saudaraku. Contoh lain adalah :
·         ما أحسنَ خالداً artinya alangkah baiknya si Khalid
·         ما أحسنُ خالدٍ artinya apa yang baik pada si Khalid ?
·         ما أحسنَ خالدٌ artinya apa yang diperbuat baik oleh si Khalid ?

b. Jumlah Fi’liyyah dan Jumlah Ismiyyah
Komponen kalimat dalam bahasa apapun pada dasarnya sama, yaitu subyek, predikat dan obyek. Namun, yang berbeda antara satu bahasa dengan bahasa lainnya adalah struktur atau susunan (تركيب) kalimat itu. Pola kalimat sederhana dalam bahasa Arab adalah :
·         اسم + اسم
·         فعل + اسم
Sementara dalam bahasa Indonesia pola kalimatnya adalah :
Pola فعل + اسم dalam bahasa Arab sudah dianggap dua kalimat. Dari perbandingan itu, tampak bahwa pola فعل + اسم hanya dimiliki bahasa Arab. Meskipun kadang ada ungkapan bahasa dalam percakapan sehari-hari pola yang sama dengan ini ditemui dalam bahasa Indonesia seperti turun hujan, tetapi ungkapan itu biasanya didahului oleh keterangan waktu umpamanya tadi malam turun hujan

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Pengetahuan system wacana bahasa arab adalah  suatu bahasa yang merupakan salah satu cara memasuki pintu gerbang pemahaman bahasa tersebut. Begitu juga halnya dengan bahasa Arab yang memiliki ciri dan kekhususan yang berbeda dan mungkin juga tidak dimiliki oleh bahasa lain di dunia. Hal ini sangat perlu diketahui oleh para pengajar bahasa Arab dari segala tingkatan dan jenjang pendidikan. Namun faktor penting yang tidak bisa dinafikan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran bahasa Arab adanya sense of belonging yang harus ada pada diri setiap umat Islam pada bahasa Arab.

3.2 Saran
Sesuai deng kesimpulan di atas penulis menyarankan agar belajar bahasa arab dengan terus menurus tanpa adanya kata tidak bisa, karena bahasa arab adalah bahasa agama islam yang wajib di pelajari oleh orang islam.


DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengakaran Bahasa Arab, Malang: Misykat, 2004. Amin Muhammad, al-Lughat al-’Arabiyyah Ma’nâhâ wa Mabnâhâ, Mesir: Dâr el-Fikr, 1980.



0 komentar:

Posting Komentar

Informasi Terbaru

« »
« »
« »