Rabu, 06 Juni 2012

PENDIDIKAN KARAKTER & CARA PENGEMBANGANNYA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Saat ini praktik pendidikan karakter di Indonesia semakin berkurang, seperti pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan karakter di Indonesia semua komponen harus dilibatkan, termasuk komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran. Pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktifitas/ kegiatan ko-kurikulum, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimana cara meningkatkan Pendidikan karakter untuk anak

1.3  Tujuan
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui cara meningkatkan pendidikan berkarakter .

1.4  Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1.      Dapat mengetahui cara mengembangkan pendidikan karakter untuk anak
2.      Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai kajian untuk mengembangkan pendidikan karakter kepada peserta didik dan bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi peserta didiknya.
3.      Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai kajian awal pengembangan pendidikan karakter terhadap diri sendiri.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada wagra sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama Lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan Kamil. Dalam pendidikan karakter di Indonesia semua komponen harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri.
Pendidikan Karakter Merupakan sebuah program yag terencana dan tersusun rapi berdasarkan cara pemikiran, dan prinsip tertentu sesuai dengan tujuan dan misi tiap lembaga pendidikan. Karena itu, agar kita dapat mengetahui perkambangan dan kemajuan, serta keberhasilan program ini dibuthukan standar penilaian dan tata cara evaluasi yang tepat agar program dapat diperbaiki, di tingkakan, sehingga menjadi semakin efektif.
Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila di lihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP) dan implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2.2  Cara Mengembangkan Pendidikan Karakter untuk anak
Membuat anak bahagia dan sehat merupakan tantangan bagi orang tua dan pendidik. Bagaimana Mengembangkan Pendidikan Karakter di Sekolah ?
1.      Prinsip Komunikasi keluarga-Sekolah
Pendidikan dasar merupakan kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Kerja sama antara sekolah dengan keluarga merupakan hal yang sangat penting. Sekolah tidak mungkinmengembangkan pendidikan karakter tanpa peran aktif orang tua. Kerjasama keduanya diperlukan. Komunikasi sekolah dengan keluarga bisa bermacam-macam. Mulai dari pertemuan orang tua, buletin sekolah, surat edaran, dll. Intinya, segala macam cara dan alat komunikasi dengan orang tua bisa digunakan.
2.      Prinsip Sehat
Pengembangan pendidikan karakter bertujuan membuat anak bertumbuh secara sehat. Setiap program yang dibuat mesti mempertimbangkan kesehatan pertumbuhan anak didik. Kesehatan yang dimaksud adalah kesehatan jasmani, rohani, dan psikologis. Anak-anak mesti diajari bagaimana cara menjaga kesehatan. Mereka perlu mengetahui dan mengenali makanan-makanan sehat di sekitar lingkungan sekolah mereka.
3.      Prinsip Kegembiraan
Program pendidikan karakter di tingkat dasar bertujuan membuat anak gembira. Berbagai macam jenis permainan, dinamika kelompok, serta permainan lain ditujukan agar anak merasakan dan mengalami kegembiraan. Kegembiraan ini tidak bersifat individual, melainkan kegembiraan semua. Program pendidikan karakter yang berhasil membuat semua anak menjadi riang dan gembira.
4.      Prinsip Belajar
Mau tidak mau, lembaga pendidikan adalah sebuah tempat di mana anak menghayati nilai belajar. Memupuk semangat belajar, membuat anak gemar membaca dan bertanya merupakan sasaran setiap sekolah. Membuat anak kerasan dan nyaman di sekolah adalah syarat utama lingkungan belajar yang baik.
5.      Prinsip Kreatifitas
Jangan pernah mematikan kreatifitas siswa. Setiap anak adalah unik. Juga mereka memiliki motivasi tertentu dalam bertindak. Pendidik perlu memahami motivasi siswa sebelum memberikan penilaian.  Memberikan pujian, dukungan, dan semangat bagi setiap anak sangat diperlukan. Kreatifitas anak perlu diapresiasi dan dihargai.

2.3  Peranan Guru dalam Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah
Dalam Pengembangan Karakter peserta didik di Sekolah, Guru memiliki posisi yang strategis sebagai pelaku utama. Guru merupakan sosok yang bisa digugu dan ditiru atau menjadi idola bagi peserta didik. Guru bisa menjadi sumber inpirasi dan motivasi peserta didiknya. Sikap dan prilaku seorang guru sangat membekas dalam diri siswa, sehingga ucapan, karakter dan kepribadian guru menjadi cermin siswa. Dengan demikian guru memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Tugas-tugas manusiawi itu merupakan transpormasi, identifikasi, dan pengertian tentang diri sendiri, yang harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis.
Ada beberapa strategi yang dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi guru untuk memainkan peranannya secara optimal dalam hal pengembangan pendidikan karakter peserta didik di sekolah, sebagai berikut :
1.  Optimalisasi peran guru dalam proses pembelajaran. Guru tidak seharusnya menempatkan diri sebagai aktor yang dilihat dan didengar oleh peserta didik, tetapi guru seyogyanya berperan sebagai sutradara yang mengarahkan, membimbing, memfasilitasi dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat melakukan dan menemukan sendiri hasil belajarnya.
2.  Integrasi materi pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran. Guru dituntut untuk perduli, mau dan mampu mengaitkan konsep-konsep pendidikan karakter pada materi-materi pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampunya. Dalam hubungannya dengan ini, setiap guru dituntut untuk terus menambah wawasan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan karakter, yang dapat diintergrasikan dalam proses pembelajaran.
3.  Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang berwawasan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia. Para guru (pembina program) melalui program pembiasaan diri lebih mengedepankan atau menekankan kepada kegiatan-kegiatan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia yang kontekstual, kegiatan yang menjurus pada pengembangan kemampuan afektif dan psikomotorik.
4.  Penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya karakter peserta didik. Lingkungan terbukti sangat berperan penting dalam pembentukan pribadi manusia (peserta didik), baik lingkungan fisik maupun lingkungan spiritual. Untuk itu sekolah dan guru perlu untuk menyiapkan fasilitas-fasilitas dan melaksanakan berbagai jenis kegiatan yang mendukung kegiatan pengembangan pendidikan karakter peserta didik.
5.  Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam pengembangan pendidikan karakter. Bentuk kerjasama yang bisa dilakukan adalah menempatkan orang tua peserta didik dan masyarakat sebagai fasilitator dan nara sumber dalam kegiatan-kegiatan pengembangan pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah.
6.  Menjadi figur teladan bagi peserta didik. Penerimaan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru, sedikit tidak akan bergantng kepada penerimaan pribadi peserta didik tersevut terhadap pribadi seorang guru.




BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
Dari Penjelasan di awal, dapat disimpulkan bahwa dalam konteks sistem pendidikan sekolah untuk mengembangkan pendidikan karakter peserta didik, guru harus di posisikan atau memposisikan diri pada hakekat yang sebenarnya, yaitu : a) Guru merupakan Pengajar dan Pendidik yang berarti disamping mentransfer ilmu pengetahuan, juga mendidik dan mengembangkan kepribadian peserta didik melalui interaksi yang dilakukannya di kelas dan luar kelas. b) Guru hendaknya diberikan hak penuh (hak mutelak) dalam melakukan penilaian (Evaluasi) hasil pembelajaran, karena dalam masalah kepribadian atau karakter peserta didik, guru merupakan pihak yang paling mengetahui tentang kondisi dan pengembangannya. dan c) Guru hendaknya mengembangkan sistem evaluasi yang lebih menitikberatkan pada aspek afektif, dengan menggunakan alat dan bentuk penilaian essay dan wawancara langsung dengan peserta didik. Orang tua pun juga berperan untuk meningkatkan pendidikan karakter untuk anak-anak mereka.

3.2  Saran
1.      Untuk Orang tua, sebaiknya berperan aktif dalam mengontrol pendidikan karakter untuk anak-anak mereka.
2.      Bagi Pemerintahan, agar lebih menerapkan pendidikan berkarakter di sekolah, sebab pendidikan berkarakter berpengaruh untuk generasi penerus yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2000
Bahan Dasar Peningkatan Wawasan Keagamaan (Islam) Guru Bukan Pendidikan Agama SLTP dan SMA, Depdiknas Dirjen Dikdasmen Bagian Proyek Peningkatan Wawasan Keagamaan Guru, Jakarta.

Ahmad Tafsir, 2001
Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan siswa melalui mata Pelajaran Umum, Gema PWKGA Edisi April 2001 : 1-5

Jamal Ma’mur Asmani, 2001
http://mcm-net.blogpsot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Informasi Terbaru

« »
« »
« »