Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Pada masa era globalisasi ini, pendidikan begitu pesat sekali sesuai
dengan perkembangan iptek dan teknologi yang semakin hari semakin
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Setiap hari orang bisa
membuka internet, website, facebook untuk mencari informasi di segala
arah penjuru. Namun dengan perkembangan tersebut, sehingga biasanya
seseorang lupa dengan waktu karena dibuai oleh canggihnya teknologi.
Walaupun kecanggihan teknologi semakin hari semakin berkembang, namun
pendidikan di Indonesia ini masih saja ketinggalan dari Negara-negara
jiran tetangga.
Dengan ketertinggalan Negara Indonesia dari Negara lain, walaupun
kurikulum telah diterapkan, hanya berhasil dengan beberapa persen (%)
sehingga pemerintah menetapkan kurikulum dengan perkembangan iptek dan
imtaq. Iptek yang berarti ilmu pengetahuan dan teknologi ini hampir bisa
menyaingi dari Negara-negara lain. Tetapi dalam menanamkan nilai-nilai
iman dan taqwa terhadap pendidik ini jauh sekali dari apa yang
diharapkan?
Mengapa itu bisa kita katakan? Jawabannya sangat jelas sekali,
seperti anak pemuda yang mabuk-mabukan, minuman keras, berjudi, memasang
togel dan lain-lain. Padahal dalam pengembangan kurikulum yang
berdasarkan imtaq dan iptek agar dapat memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk: (a) belajar beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, (b) mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan
perkembangan zaman agar tidak ketinggalan dengan negara lain, (c)
belajar untuk memahami dan menghayati penciptaan alam semesta, (d)
belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (f)
belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Kesempatan untuk belajar teknologi dalam pendidikan yang memegang peran
yang sangat penting dan selaras dengan iman dan taqwa (imtaq) agar para
pendidik dapat menerapkan kepada yang lagi menuntut ilmu baik dari
Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi (PT). Setelah selesai
menuntut ilmu di Perguruan Tinggi, selayaknya berbagi pengetahuan yang
didapat di bangku kuliah untuk berbagi ilmu dengan masyarakat
setempat/pedesaan.
Dengan kepedulian dan pengetahuan kita, sehingga dapat mengajar kepada
masyarakat yang masih buta huruf, buta tentang agama walaupun sudah bisa
menggunakan teknologi misalnya handpone agar mengetahui pentingnya
imtaq. Setelah masyarakat mengetahui pentingnya imtaq, mereka akan
menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam terhadap anak mereka agar selalu
hormat terhadap orang tua, kepada yang lebih tua dari mereka dan selalu
menjalankan perintah dan segala larangan-Nya. Kesadaran adalah awal
dari kesuksesan terhadap setiap insan, maka itu pentingnya pengetahuan
dan teknologi yang selaras dengan iman dan taqwa agar selalu waspada dan
takut terhadap kesalahan yang telah diperbuat.
Bahaya Narkoba
atau Narkotika Telah diketahui secara luas, namun masih saja banyak yang doyan
menikmati barang haram tersebut. Tidak diragukan lagi bahwa kelemahan iman dan
ketidak bersimpuhan kepada Allah dalam segala kesulitan merupakan faktor
terpenting yang mengkondusifkan kecanduan narkoba. Narkotika yaitu jalan setan,
dan jalan Allah yang tidak mungkin bertemu dengan jalan setan. Narkoba atau
obat-obatan terlarang ini sangat mudah beredar dengan demikian kita sebagai
remaja-remaja penerus haruslah waspada dalam bergaul baik dilingkungan
masyarakat ataupun dilingkungan sekolah.
Para peredar
narkoba saat ini banyak mengedarkan narkoba kepada remaja-remaja SMA, karena
daya hasut anak SMA lebih mudah dan anak SMA juga mudah terpengaruh. Sekarang
ini banyak siswa siswi SMA yang dikeluarkan karena mereka pecandu narkoba. Oleh
karena ini guru dan orang tua haruslah lebih mengamati gerak gerik anak
didiknya saat ini dan pengawasan ketat haruslah dimulai saat dini agar
anak-anak bangsa tidak menjadi ahli pecandu narkoba.
1.2Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dijelaskan maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.Bagaimana cara pemerintah
untuk mencegah peredaran narkoba yang semakin marak ini ?
2.Dampak-dampak yang
ditimbulkan dari narkoba ?
1.3Tujuan
1.Menjelaskan tentang
pencegahan peredaran narkoba
2.Menjelaskan dampak-dampak
dari penyalahgunaan narkoba yang berlebihan.
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat
sebagai berikut :
1.Masyarakat agar bisa
mengetahui kalau narkoba memang tidak pantas untuk dikonsumsi
2.Para remaja agar bisa
membatasi pergaulan yang semakin marak ini.
3.Agar masyarakat lebih
berfikir jernih tentang pentingnya kesehatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1Definisi Bahaya
Narkoba
Narkoba menurut pengertian
Farmokologi medis adalah obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan penurunan tingkat kesadaran serta
mengandung zat adiktif yang dapat menimbulkan kecanduan. Narkoba berasal dari tanaman
kokain dan tanaman ganja. Narkoba pada zaman sekarang ini menjadi masalah
diberbagai negara termasuk Indoensia. Narkoba yang sering terkenal adalah
seperti Ganja, Eroin, Kokain, Morfin, Amfetamin dan masih banyak lagi.
Golongan Narkotika Berdasarkan bahan
pembuatannya dibagi menjadi 3 anatara lain :
1.Narkotika Alami
Zat dan obat yang langsung bisa
dipakai sebagai narkotik tanpa perlu adanya proses Fermentasi, Isolasi dan
proses lainnya terlebih dahulu karena bisa dipakai dengan sedikit proses
sederhana. Bahan alami tersebut umumnya tidak boleh digunakan untuk terapi
pengobatan secara langsung karena terlalu beresiko. Contoh Narkotika alami :
ganja dan daun koka.
2.Narkotika Sintetis/ semi
sintetis
Narkotika jenis ini memerlukan proses
yang bersifat sintetis untuk keperluan medis dan penelitian sebagai penghilang
rasa sakit/ anal gesik, contohnya yaitu Seperti amfetamin, metadon,
dekstropropaksiten, deksamfetamin.
Narkotika sintetis dapat menimbulkan
dampak sebagai berikut :
a.Depresan : membuat pemakai tertidur
atau tidak sadarkan diri
b.Stimulan : membuat pemakai
bersemangat dalam beraktifitas kerja dan merasa badan lebih segar.
c.Halusinogen : dapat membuat
sipemakai jadi berhalusinasi yang merubah perasaan serta pikiran.
3.Narkotika Semisintesis/
semisintesis
Yaitu zat yang diproduksi dengan cara
isolasi, ekstraksi, dan lain-lain sebagainya seperti heroin, kodein dan
lain-lain.
Tanaman yang termasuk jenis narkotika
1.Tanaman Papaver
2.Tanaman Opium mentah
3.Tanaman Opium Masak
4.Tanaman Opium Obat
5.Tanaman Mortina
6.Tanaman Kokain
7.Tanaman Ekofhina
8.Tanaman Ganja
Narkoba itu sendiri berasal dari 3 tanaman
1.Paper Somniferum (Candu)
2.Erythhoxyioncoca (Kokain)
3.Can Nabissativa (Ganja)
2.2Bagaimana cara pemerintah untuk mencegah peredaran Narkoba
yang semakin marak ini ?
Berbagai
cara telah dilakukan oleh pemerintah antara lain :
1.Mengadakan pengawasan yang
sangat ketat terhadap pengedaarn narkoba dan pemakai narkoba.
2.Melakukan kerjasama dengan
pihak yang berwenang misalnya, orang tua dan polisi.
3.Memberikan hukuman yang berat
terhadap pengedar narkoba dan pemakainya agar tidak mengulanginya
4.Pihak sekolah harus
melakukan pengawasan yang ketat terhadap siswa-siswinya dan kadang-kadang
pegnedaran sering terjadi di lingkungn sekolah
5.Yang terpenting adalah
pendidikan moral dan agama haruslah lebih ditekankan pada siswa.
Selain itu pencegahan juga bisa melalui upaya pencegahan, represif,
kuratif dan rehabilitatif. Dinas kesehatan, pihak kepolisian dan badan
nerkotika nasional juga menggelar sosialisasi menanggulangi dan memerangi narkoba khususnya
pada remaja-remaja. Pemerintah juga melaksanakan dengan cara edukatif pembinaan
dan lingkungan pola hidup masyarakat untuk meningkatkan kesadaran moralnya.
Dampak Negatif Dari Narkoba
Narkoba bisa saja membuat nyawa seseorang hilang atau
meninggal, berikut ini dampak-dampak dari penyalahgunaan narkoba/narkotika :
·Dampak dari penyalahgunaan
Narkoba/Narkotika antara lain :
1.Dampak Narkoba Terhadap
Fisik
Pemakai Narkoba akan mengalami
gangguan fisik sebagai berikut :
a.Berat badan menurun
b.Mata terlihat cekung dan
berwana merah
c.Mukanya terlihat sangat
pucat
2.Dampak Negatif terhadap
Emosi
a.Semangat sensitif dan
sangat mudah bosen
b.Emosi sering tidak stabil
c.Kehilangan nafsu makan
Selain dampak-dampak diatas narkoba juga menimbulkan gangguan kesehatan
jasmani dan rohani, merusak fungsi organ vital tubuh misalnya : otak,
paru-paru, jantung, ginjal, hati. Narkoba juga berdampak pada perilaku misalnya
sering melupakan tanggung jawab, menjauh dari keluarga, sering menyendiri,
menghabiskan waktu di tempat sepi, takut akan air, bersikap manupu latif dan
masih banyak lagi yang ditimbulkan oleh narkoba.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
1.Masyarakat perlu
menghindari diri dari penyebaran narkoba
2.Narkoba adalah sumber
tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan masa depan anak bangsa
3.Narkoba sangatlah
mempegnaruhi kesehatan bagi tubuh kita
3.2Saran
1.Handaklah masyarakat harus
lebih peduli dengan kesehatan tubuh kita
2.Pemerintah hendaknya segera
mencari solusi agar peredran narkoba tidak terjadi lagi.
Cerpen sebagai karya fiksi
dibangun oleh unsur-unsur pembangun di dalamnya, yaitu oleh unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik. Cerpen memiliki unsur peristiwa, alur, tema, tokoh, sudut
pandang dan lain-lain. Karena bentuknya pendek, cerpen yang menurut penceritaan
yang serba ringkas, tidak sampai pada detil-detil khusus yang lebih bersifat
memperpanjang cerita. Cerpen sebagai karya sastra prosa memiliki unsur-unsur
dalam (intrinsik) yang membangunnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah
unsur-unsur tersebut membentuk kesatuan yang utuh. Dalam hal ini, satu unsur
akan mempengaruhi unsur lainnya.
Agar dapat lebih memahami
unsur-unsur dalam cerpen dan untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen
yang berjudul “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul Munawaroh, saya membuat
analisis unsur intrinsik cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul Munawaroh.
B.Identifikasi Masalah
Dalam cerpen terdapat 2
unsur pembangun yaitu: unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik
dalam cerpaen meliputi:
-Tema adalah keseluruhan isi
cerita yang tersirat dalam cerpen.
-Alur atau jalan cerita
merupakan bagian dari rangkaian perjalanan cerita. Alur terbagi menjadi 3
macam. Yaitu: alur maju, alur mundur dan alur maju mundur (gabungan)
-Tokoh dan penokohan. Tokoh
yaitu pelaku dalam cerita. Sedangkan penokohan merupakan watak atau sifat tokoh,
penokohan/ perwatakan ada 3 macam yaitu Antagonis (tokoh jahat), Protagonis
(tokoh baik) dan Tritagonis (tokoh penengah).
-Latar merupakan suasana,
tempat, dan waktu terjadinya peristiwa dalam cerpen. Latar terbagi menjadi 3
macam yaitu latar tempat, latar waktu dan latar suasana.
-Sudut pandang terbagi
menjadi 2 macam yaitu orang utama (tokoh utama dan tokoh pendamping) dan orang
ketiga.
-Gaya bahasa.
-Amanat/ pesan yang tersirat
dalam cerpen.
C.Batasan Masalah
Karena
keterbatasan pemikiran dan biaya, saya akan menganalisis 3 unsur cerpen yaitu
tokoh dan penokohan/ latar dan amanat.
D.Rumusan Masalah
Masalah
yang akan dirumuskan dalam karya ilmiyah ini meliputi:
-Siapa saja tokoh yang ada
dalam cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul Munawaroh?
-Di mana, kapan dan
bagainama suasana cerita dalam cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul
Munawaroh itu terjadi?
-Apa amanat cerita yang
terkandung dalam cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul Munawaroh tersebut?
-Bagaimana perwatakan dalam
cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul Munawaroh?
E.Tujuan Pembahasan
Analisis
unsur intrinsik cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul Munawaroh bertujuan
untuk mendiskripsikan tokoh, latar, dan amanat yang tersirat dalam cerpen
tersebut.
F.Kajian Masalah
Unsur
Intrinsik cerpen adalah unsur yang membangun cerpen dari dalam yang meliputi :
Tema, tokoh dan penokohan, latar, amanat, sudut pandang, alur dan gaya bahasa.
Menurut
Dendy Sugono (2002 : 24) tokoh adalah pelaku yang terdapat dalam cerita,
sedangkan penokohan adalah watak atau sifat yang dimiliki oleh sipelaku (Tokoh)
dalam cerita tersebut.
Menurut
fananie Zainuddin (2001: 21) latar adalah bagian dari Unsur Intrinsik cerpen
yang menunjukkan suasana, tempat dan waktu terjadinya peristiwa dalam cerpen.
Latar ada 3 macam : Latar tempat (berhubungan dengan tempat peristiwa dalam
cerpen tersebut berlangsung, latar waktu (berhubungan dengan waktu dimana
peristiwa dalam cerpen tersebut berlangsung). Latar suasana (berhubungan dengan
suasana saat kejadian tersebut).
Menurut Andy
Santoso (1999 : 25) amanat merupakan pesan yang tersirat/hal yang dapat di
ambil dan direnungi dari persitiwa dalam cerpen tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Tokoh dan penokohan
No.
Tokoh
Penokohan
Bukti Pendukung
1.
2.
3.
Laila
Isnul
Bunda
Pemborosan
Penolong
Perhatian
Perhatian
-Bunda payah nul ! Tidak
mau memberikan uang saku bulanan
-Aku lupa minta ongkos
pada bunda, Laila kebingungan
Ya Sudah, Pakai Uangku saja,
Isnul memutuskan.
-Coba Kamu sisihkan
sebagian uangmu setiap hari. Tunjukkan pada bunda bahwa kamu bisa mengatur
uang saku. Mudah-mudahan bundamu akan berubah pikiran tentang kamu.
-Tak Perlu menyesal, tak
ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan sayang... suara merdu berbisik
terdengar ditelinga Laila.
B.Latar
No.
Jenis Latar
Latar
Bukti Pendukung
1.
2.
3.
Tempat
Waktu
Suasana
Bus Kota
Pagi hari
Gelisah
-Saat Laila dan isnul di
bus kota, akan berangkat kesekolah di pagi hari.
-Akan berangkat ke sekolah
di pagi hari
-Astaga ! Laila menepuk
dahinya.
Kenapa Laila ? Isnul Heran
Aku lupa minta ongkos pada
bunda, Laila kebingungan.
C.Amanat
No.
Amanat
Bukti Pendukung
1
Janganlah jadi orang yang
pemboros
Mmm, aku memang pernah melakukan
kesalahan dulu bunda, selalu memberiku uang saku untuk seminggu. Tapi baru
hari ke empat uang itu sudah habis sejak itu bunda memberiku uang saku
harian.
D.Batasan Masalah
Karena
keterbatasan pemikiran dan biaya, saya hanya akan menganalisis 3 unsur cerpen
yaitu tokoh dan penokohan, latar dan amanat.
E.Rumusan Masalah
Masalah yang akan dirumuskan dalam karya ilmiah ini
meliputi :
-Siapa saja tokoh yang ada
dalam cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul munawaroh ?
-Dimana, kapan dan suasana
cerita dalam cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul munawaroh itu terjadi ?
-Apa amanat cerita yang
terkandung dalam cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul munawaroh tersebut ?
-Bagaimana perwatakan dalam
cerita tersebut ?
F.Tujuan pembahasan
Analisis unsur intrinsik cerpen “Percayai Aku Bunda”
karya Lailatul munawaroh bertujuan untuk mendiskripsikan tokoh latar dan amanat
yang tersirat dalam cerita tersebut.
G.Kajian masalah
Unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang membangun
cerpen dari dalam yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, latar amanat, sudut
pandang, alur dan gaya bahasa.
Menurut dendy sugono (2002 : 24) tokoh adalah pelaku
yang terdapat dalam cerita, sedangkan penokohan adalah watak atau sifat yang
dimiliki oleh sipelaku (tokoh) dalam cerita tersebut.
Menurut fananie Zainudin (2001 : 21) Latar adalah
bagian dari Unsur intrisnik cerpen yang menunjukkan suasana, tempat dan waktu
terjadinya peristiwa dalam cerpen. Latar ada 3 macam : Latar tempat
(berhubungan dengan tempat dimana peristiwa dalam cerpen tersebut berlangsung),
Latar waktu (berhubungan dengan waktu dimana peristiwa dalam cerpen tersebut
berlangsung), Latar Suasana (berhubungan dengan suasana saat kejadian
tersebut).
Menurut andy Santoso (1999 : 25) amanat merupakan
pesan yang tersirat/ha yang dapat diambil dan direnungi dari persitiwa dalam
cerpen tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1)Tokoh Utama dari cerpen “Percayai
Aku Bunda” karya Lailatul Munawaroh sangatlah beragam sikap-sikapnya. Terutama Laila
dia adalah anak yang pemboros tidak mau menyisihkan uang saku hariannya. Adapun
isnul yang mau menolong Laila saat kebingungan.
2)Latar yang terjadi di dalam
cerpen “Percayai Aku Bunda” adalah di bus kota saat berangkat ke sekolah pagi
hari.
3)Amanat yang terkandung
dalam cerpen “Percayai Aku Bunda” adalah janganlah jadi orang yang pemboros,
dan dengarkan nasehat seorang ibu.
B.Kritik dan Saran
Dari pembahasan di atas saya berharap agar pembaca
dapat lebih memahami cerita dalam cerpen tersebut di atas karya Ilmiyah ini.
Mungkin masih terdapat banyak kesalahan karena luput dari salah dan lupa, maka
dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan analisis ini.
PERCAYAI AKU, BUNDA
Karya : Lailatul Munawaroh
Saat
Laila dan Isnul di bus kota, akan berankat ke sekolah di pagi Hari Ketika Laila
Bengong.
“Hampir
sampai, nih!” Isnul menepuk bahu Laila yang dari tadi bengong.
Laila menoleh sambil tersenyum, berusaha menyembunyikan kekagetannya.
Tapi…”
Astaga!”
Laila menepuk dahinya.
“Kenapa,
La?” Isnul heran.
“Aku
lupa minta ongkos pada Bunda, “Laila kebingungan.
“Ya
sudah, pakai uangku saja,” Isnul memutuskan.
Begini
jadinya kalau terlambat bangun, batin Laila. Pergi terburu-buru, tanpa sarapan,
dan yang paling parah, ya itu, lupa minta uang pada Bunda. Bunda juga lupa
sepertinya. Padahal pergi dan pulang sekolah Laila harus naik bis kota. Belum
lagi kalau lapar, harus jajan.
Tadi malam Laila memang susah tidur. Dia terus memikirkan sikap bundanya yang
tidak percaya padanya. Bunda menganggap Laila pemboros, tak pandai mengatur
uang, suka belanja, dan banyak lagi julukan lain yang Bunda berikan pada Laila.
Yang membuat Laila paling kesal, Bunda memperlakukannya seperti anak kelas tiga
SD. Uang saku diberikan setiap mau berangkat sekolah. Sebel banget! Batin Laila.
“Bunda payah, Nul ! Tidak mau memberiku uang saku bulanan. Padahal kan, repot,
kalau kejadian seperti ini terjadi. Untung ada kamu. Kalau tidak, aku tidak
tahu harus berbuat apa, “Laila melontarkan kekesalannya saat mereka turun dari
bis kota. Isnul tersenyum.
“Masih untung kamu dapat uang saku harian. Coba kalau tidak dapat samasekali,
kan lebih parah,” goda Isnul. “Eh, La! Mungkin bundamu punya pertimbangan
lain,” sambung Isnul.
“Pertimbangan apa? Pertimbangan pelit?”
“Ya…
siapa tahu kamu pernah melakukan kesalahan. Sehingga bundamu menganggap kamu
pemboros. Coba ingat-ingat.”
“Mmm,
aku memang dulu pernah melakukan kesalahan. Dulu Bunda selalu memberiku uang
saku untuk seminggu. Tapi baru hari keempat uang itu selalu sudah habis. Sejak
itu Bunda memberiku uang saku harian.”
“Nah,
itu kamu tahu penyebabnya. Jadi memang ada alasannya, kan, bundamu tidak
memberi uang bulanan.”
“Ya…
tapi itu kan dulu, Nul! Masa’ sekarang Bunda masih belum bisa mempercayai aku.”
Isnul tersenyum. “Laila, kamu harus berusaha mengembalikan kepercayaan Bunda
dengan melakukan sesuatu.”
Laila
mengernyit, “Melakukan apa?”
“Coba
kamu sisihkan sebagian uang sakumu setiap hari. Tunjukkan pada Bunda bahwa kamu
bisa mengatur uang saku. Mudah-mudahan bundamu akan berubah pikiran tentang
kamu."
“Kamu yakin itu akan berhasil?” Laila ragu.
“Coba
dulu, baru kasih komentar!”
Ya,
memang tak ada salahnya mengikuti saran Isnul, pikir Laila. Lagipula saran
Isnul cukup masuk akal. Mencoba mendapat kepercayaan Bunda dengan melakukan
sesuatu. Bukan dengan janji-janji.
Laila pun mulai menyisihkan uang sakunya. Ia juga mulai belajar mencatat
pengeluaran dan pemasukan uangnya sekecil apapun.Tanpa terasa dua minggu pun
berlalu.
“Ah…”
Laila menarik napas lega memandangi lembaran ribuan di kotak bekas coklat di
atas meja belajarnya. “Coba dari dulu aku menabung,“Laila bergumam lirih.
“Tak perlu menyesal. Tak ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan, sayang…”
suara merdu berbisik di telinga Laila. Laila menoleh.
“Bunda…”
Bunda tersenyum sambil mengusap rambut Laila. “Bunda tahu kamu sedang berusaha
berubah. Diam-diam Bunda selalu mengikuti apa yang kamu lakukan.”
“Bunda
jangan bikin aku harus berhutang pada kondektur bis, dong! Gara-gara Bunda lupa
memberiku ongkos.”
“Ha
ha ha, itu tak akan terjadi lagi, sayang. Mulai besok kamu akan mendapat uang
bulanan. Jadi, kalau kamu lupa bawa ongkos, bukan tanggung jawab Bunda lagi!”
Bunda menjentik hidung Laila.
Laila
memeluk bundanya erat-erat. Laila sangat bahagia. Bukan cuma karena ia mendapat
uang bulanan, tapi kepercayaan Bunda pada dirinya. Laila ingin hari segera
pagi. Ia sudah tak sabar ingin mengabarkan semuanya pada Isnul.
DAFTAR
PUSTAKA
-Fananie, Zainuddin. 2000. Telaahsastra, Surakarta : MUP. Handayani, Eliza Fitria. 2004. Area X. Bandung
: Mizan.
-Moeliono, Anton M. Kembara
Bahasa 1989. Jakarta : PT. Gramedia
-I. Jakarta : PT. Gramedia.
Surono, 1981. Ikhtisar Seni Sastra. Solo :
-Tiga Serangkai. Zaidan.
Dkk. 1989. Kamus Istilah Sastra. Jakarta : Balai Pustaka
Dalam sebuah cerpen teradapat hal-hal menarik yang dapat di
analisis dan diidentifikasi. Hal tersebut berkenaan dengan realitas sosial yang
ada di masyarakat. Ini membuktikan bahwa cerpen mempresentasikan kehidupan
masyarakat.
Upaya memahami cerpen dapat dilakukan dengan menganalisis
unsur-unsur dalamnya (intrinsik). Berdasarkan pernyataan tersebut saya
menysusun sebuah karya tulis yang berjudul “ ANALISIS UNSUR UNTRINSIK CERPEN
PENYESALAN MARNI KARYA HUMAM C. CHUDORI.
B.Identifkasi Masalah
Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra yang
brebentuk prosa (cerita) yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun didalamnya,
salah satunya unsur intrinsik yang meliputi: tema, alur (plot), tokoh dan
penokohan, latar belakang (setting), sudut pandang, amanat dan gaya bahasa.
C.Batasan Masalah
Unsur intrinsik yang terdapat dalam sebuah cerpen sangat luas
ruang lingkupnya, karena itu saya hanya akan menganalisis dua unsur intrinsik
pada cerpen “ Penyesalan Marni “ karya Humam S. Chudori
Meliputi : Tokoh dan penokohan, amanat
D.Rumusan Masalah
1.Bagaimanakah penokohan pada
tokoh utama cerpen “Penyesalan Marni “ karya Humam S. Chudori?
2.Bagaiamana amanat yang
terkandung dalam cerpen “Penyesalan Marni “ karya Humam S. Chudori?
E.Tujuan Pembahasan
Tujuan Pembahasan yaitu
mendeskripsikan:
1.Tokoh dan penokohan dalam
cerpen “ Penyesalan Marni “ karya Humam S. Chudori.
2.Amanat yang terkandung
dalam cerpen “ Penyesalan Marni “ karya Humam S. Chudori.
F.Kajian Masalah
Menurut Nurgianto (2005;165) tokoh adalah pelaku cerita
sedangkan penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan Tokoh cerita.
Menurut Uti Darmawati Wijaya, Ratna Dewi, dan Budi
Artati (20010;8) Amanat adalah pesan dalam cerita yang di sampaikan pada
pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Tokoh dan Penokohan
cerpen “ Penyesalan Marni “ karya Humam S. Chudori.
Cerpen yang
berjudul “ Penyesalan Marni “ karya Humam S. Chudori di dalamnya di dukung oleh
beberapa tokoh, tokoh utama dalam cerpen tersebut adalah Marni, berikut ini
dalah tokoh dan penokohannya.
Tokoh
Penokohan
Bukti Pendukung
Marni
Pemarah
“ jadi orang itu jangan penyakitan”,
kata Marni tatkala suaminya pulang dari Rumah Sakit, setelah kesekian kalinya
ia dirawat.
Sombong
Ketika masih bekerja, Marni acap kali
berakata kepada Rita -- tetangga depan Rumahnya – kalau dirinya tidak
bekerja, kebutuhan rumah tangganya pasti tak akan pernah bisa tercukupi.
Suka merendahkan orang
Marni masih merasa lebih hebat dari para
tetangganya yang tidak bekerja. Ia memang sering melecehkan wanita yang hanya
menjadi ibu rumah tangga.
B.Amanat
Amanat
adalah pesan yang terkandung dalam sebuah cerita amanat dalam cerpen “
Penyesalan Marni “ karya Humam S. Chudori adalah:
Amanat
Bukti Pendukung
Janganlah menjadi seseorang yang suka
merendahkan orang lain.
Ia memang sering melecehkan wanita yang hanya menjadi ibu
rumah tangga. Itu sebabnya tak ada tetangga yang mau dekat dengan Marni.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahw:
1.Tokoh Utama pada cerpen “
Penyesalan Marni “ karya Humam S. Chudori adalah Marni dengan Penokohan yang:
Pemarah, Sombong, dan suka merendahkan orang lain.
2.Amanat cerpen “ Penyesalan
Marni “ karya Humam S. Chudori adalah: janganlah menjadi seseorang yang suka
merendahkan orang lain.
B.Kritik dan Saran
Analisis unsur
intrinsik cerpen “ Penyesalan Marni “ karya Humam S. Chudori ini mempunyai
banyak sekali kekurangan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sekalian, demi kesempurnaan analisis ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Chudori, S. Humam. 2008. Aktif dan kreatif
berbahasa indonesia. Jakarta Pusat: Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Nurgianto. 2005. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada Universty Press.
Darmawati, Uti
dkk. 2008. Detik – detik ujian Nasional Bahasa Indonesia. Klaten: PT.
Macanan Jaya Cemerlang
Sejak di-pehaka,
Himawan sering sekali dirawat di rumah sakit. Penyakit asma yang dideritanya
sering kambuh. Padahal, sebelum kena pehaka, ia jarang dirawat di rumah sakit kendati
tiap bulan mesti mengunjungi dokter. Tragisnya, setelah empat kali dirawat di
rumah sakit, Marni mengalami nasib serupa dengan suaminya -- kena pehaka. Sejak
itu neraca keuangan keluarga Himawan mulai goncang.
"Jadi orang itu
jangan penyakitan," kata Marni, tatkala suaminya pulang dari rumah sakit,
setelah kesekian kalinya ia dirawat. Himawan diam. Betapa tidak, baru dua
langkah pasangan suami-istri itu masuk ke dalam rumah, Marni sudah melontarkan
kalimat ketus. "Kalau sudah begini, apalagi yang harus dijual?" kata
Marni lagi.
Himawan tak menyahut.
Hatinya terasa sakit mendengar kalimat yang dilontarkan istrinya. Rasanya ia
ingin mendaratkan tamparan ke muka perempuan itu jika tidak ingat tubuhnya
sendiri masih lemah.
Sebetulnya ia ingin
langsung ke kamar, tiduran. Namun, setelah mendengar kata-kata istrinya itu
tubuhnya langsung lemas. Gemetar. Limbung. Matanya seperti berkunang-kunang.
Kepalanya terasa nyut-nyutan. Ia kehilangan tenaga untuk melangkah ke kamar.
Karena itu, ia langsung duduk di atas tikar. Di ruang tamu.
Rumah itu memang
sudah lama tak punya kursi tamu lagi, sudah mereka dijual. Sebelumnya beberapa
perabotan rumah lain -- televisi, kulkas, dan bupet -- juga sudah mereka jual.
Sejak tak ada meja
kursi tamu, di ruangan yang tidak terlalu luas itu hanya ada selembar tikar
plastik yang tak pernah digulung.
Watak asli Marni baru
disadari Himawan setelah anak pertama mereka lahir. Semula sifat buruk istrinya
dianggap Himawan sebagai bawaan jabang bayi, lantaran istrinya nyaris tidak
mengalami kekosongan. Setelah dua bulan dinikahi Himawan. Sikap dan kelakuan
Marni mulai berubah.
Ketika pertama kali
berhenti haid, Himawan menganggap kelakuan perempuan itu berubah karena
mengalami fase ngidam. Himawan menyadari orang yang sedang ngidam -- seperti
yang sering didengarnya dari orang lain -- emosinya labil. Itulah sebabnya
lelaki itu berusaha untuk tidak tersinggung. Dia sendiri sangat berharap
secepatnya mempunyai keturunan, lantaran terlambat menikah.
Bukan sekali dua kali
Himawan mendengar cerita tentang kelakuan orang ngidam yang berubah nyleneh.
Menjadi manja, gampang cemberut, bahkan serba ingin menang sendiri. Meski pada
umumnya orang ngidam cuma ingin makan yang serba pedas atau masam. Kebiasaan
orang ngidam seringkali menjadi aneh, kolokan, bahkan tidak jarang membuat
suaminya kesal.
Ketika Erna -- adik
Himawan -- ngidam bukan hanya sekali menyuruh suaminya membelikan bakso di
tengah malam. Widodo pun mengabulkan permintaan Erna. Ia terpaksa mencari
makanan yang diminta 'jabang bayi'.
Namun, alangkah
kesalnya lelaki itu setelah sampai di rumah. Erna hanya mencoba sesendok
kuahnya. Dan, makanan yang diperoleh dengan susah payah itu tidak disentuh sama
sekali. Celakanya jika permintaan Erna tidak dituruti, ia akan marah-marah
kepada suaminya. Meskipun demikian, Widodo tak berani menolak permintaan 'sang
jabang bayi'.
Memang tidak sedikit
orang ngidam yang tidak berubah kelakuannya. Tidak ada perubahan perilaku atau
kebiasaan, kecuali menjadi sering muntah karena perutnya terasa mual.
Andaikata tak pernah memikirkan masa depan anak, barangkali, Himawan sudah
menceraikan istrinya. Ia sudah merasakan sendiri betapa tidak enaknya menjadi
korban perceraian orangtua. Lantaran ia dan dua orang adiknya memang produk
rumahtangga yang berantakan alias broken home.
Ketika masih bekerja,
Marni acapkali berkata kepada Rita -- tetangga depan rumahnya -- kalau dirinya
tidak bekerja, kebutuhan rumah tangganya pasti takkan pernah bisa tercukupi.
"Berapa sih gaji
seorang sopir seperti suami saya?" kata Marni, tatkala mereka belum
di-pehaka, mengeluh kepada Rita usai menceritakan penghasilannya.
"Sama saja,
Mbak," kata Rita jika tetangga depan rumahnya sudah berkata demikian,
"Suami saya juga sopir." "Kalau suami Dik Rita lain. Biar sopir
tapi sopir kedutaan besar. Pasti gajinya besar. Karena itu, kamu tidak perlu
bekerja lagi seperti saya."
Apabila Marni sudah
mulai membicarakan penghasilan suaminya, Rita berusaha mengalihkan topik
pembicaraan. Waktu itu mereka -- baik Himawan maupun Marni -- masih aktif
bekerja. Mereka masih punya penghasilan. Namun, setelah di-pehaka Marni tak
berani lagi membicarakan gajinya. Ia tak pernah membanggakan penghasilannya.
Walaupun demikian,
toh ternyata Marni masih merasa lebih hebat dari para tetangganya yang tidak
bekerja. Ia memang sering melecehkan wanita yang hanya menjadi ibu rumah
tangga. Itu sebabnya tak ada tetangga yang mau dekat dengan Marni, kecuali
Rita.
Sejak di-pehaka,
Marni tidak pernah melamar kerja lagi. Karena, ia sudah tak mungkin bekerja
lagi. Pertama, karena usianya sudah di atas kepala empat. Kedua, pendidikannya
pas-pasan. Hanya berijazah slta dan tidak punya ijazah lain. Ijazah dari kursus
ketrampilan, misalnya. Dan, ketiga, pengalaman kerjanya tidak bisa digunakan
sebagai referensi mencari pekerjaan lain. Sebab pekerjaannya hanya sebagai
pemandu penonton bioskop. Ya, tugas Marni di tempat kerjanya hanyalah mengantar
penonton ke kursi sesuai dengan nomor karcisnya. Sementara itu, sudah banyak
bioskop yang tidak mampu bertahan. Menghentikan usahanya. Tidak beroperasi.
Gulung tikar.
Untungnya, Hendy,
ayah Himawan, meninggalkan warisan kepada anak-anknya, termasuk Himawan. Sebuah
rumah yang kini dikontrakkan. Dari hasil kontrakan itulah keluarga Himawan
berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari selama belum mendapatkan pekerjaan
lagi, meski tidak cukup juga.
"Kalau sudah
begini apalagi yang masih bisa dijual, Mas?" Marni mengulang pertanyaan
sebelumnya, setelah lama Himawan tak melontarkan sepatah kata pun.
Himawan masih duduk
mematung. Mengatur napasnya yang tak teratur. "Orang ditanya istri kok
diam saja."
"Rumah warisan
bapak masih ada," kata Himawan, pelan. Nyaris tak terdengar. Setelah ia
berhasil menepis rasa galau yang memenuhi benaknya.
"Sudah gila
kamu, Mas?"
"Tadi kamu tanya
barang apalagi yang masih bisa dijual. Rumah peninggalan bapak masih laku
dijual. Kalau laku dijual masih cukup untuk biaya hidup kita. Paling tidak
dalam waktu beberapa tahun ke depan," jawab Himawan lemah. "Jika
nanti kurang ya rumah ini yang kita jual." Marni diam.
"Kalau bukan rumah itu apalagi, coba pikir? Jual perabotan? Perabotan apa
yang masih bisa di jual? Tikar atau bantal? Atau jual tenaga? Nyatanya kita
juga sudah tidak bisa bekerja? Bukankah ini artinya tenaga kita juga sudah tak
laku?" kali ini Himawan sudah tidak kuasa untuk menahan kekesalannya.
Suaranya gemetar.
"Mas!" "Atau
kamu mau jual diri? Jual diri kamu juga sudah tidak laku. Kamu su... sudah
tua...." Himawan tak mampu melanjutkan kalimatnya. Nafasnya sesak. Dia
terjatuh. Tidak kuat duduk. Tubuhnya mendadak kejang-kejang. Mulutnya terkatup
rapat. Nafasnya berhenti.
Dengan terbata-bata
Marni menceritakan kematian suaminya kepada Rita, tetangga depan rumahnya. Ada
nada sesal, tatkala ia menceritakan peristiwa yang telah menyebabkan Himawan
menghembuskan napas terakhirnya.
"Andaikata akan
begini jadinya...." Marni tak melanjutkan kalimatnya.
"Ya, sabar saja,
Mbak. Barangkali sudah menjadi suratan takdir."
"Masalahnya
bukan itu, Rita," Marni memotong kalimat Rita, "Almarhum masih
meninggalkan utang sama saudara-saudara saya. Ya, selama ini biaya rumah sakit
sudah tidak ditanggung kantor. Lha wong Mas Himawan sudah tidak kerja."
Rita masih diam. "Untungnya,
dulu saya juga kerja. Kalau tidak, mungkin utang almarhum bisa dua kali lipat
lebih. Selama ini saya yang menanggung biaya keluarga. Gaji suami selama ini
sudah habis buat biaya berobat. Di kantornya, Mas Himawan hanya mendapat ganti
sebagian dari biaya yang dikeluarkan. Itu pun tidak seberapa jika dibandingkan
dengan biaya yang harus kami tanggung selama ini. Sebab, tiap bulan Mas
Himawan, tidak bisa tidak, harus tetap berobat. Terlambat berobat, ia harus
dirawat," lanjutnya berapi-api. Rita tetap diam.
"Coba kalau saya
tidak pernah bekerja, apa tidak...." "Maaf," Rita memotong
kalimat yang belum usai dilontarkan Marni, "Perut saya sakit. Ingin buang
air."
Dengan tergopoh-gopoh
Rita pulang. Ia tidak ingin mendengar kalimat Marni selanjutnya. Kedatangan
Rita ke rumah Marni, malam itu, semula hendak menghibur sang tetangga yang
belum genap seminggu ditinggal suaminya. Namun, setelah mendengar ceritanya
Rita justru merasa muak. Bahkan kesal.
Yang disesalkan Mbak
Marni ternyata bukan karena kematian suaminya, tapi karena almarhum masih
meninggalkan utang, pikir Rita.***